asaindara.blogspot.com
RINDUKU UNTUKMU
Karya : Asa_Indara
Pengatur waktu terus bergerak
mengikuti alur. Beriringan
mentari yang perlahan
menenggelamkan sinarnya.
Tergantikan cahaya lembut oleh
rembulan yang hampir penuh.
Ribuan bintang mulai
memaparkan pancaran
keindahan, memperlihatkan
rotasinya. Langit menyemu
kehitaman, memekat,
memperjelas pernak-perniknya.
Tiupan angin tak lagi
mengibarkan rambut panjangku.
Aku, Bita Stabita. Wanita lemah
yang menghadap ke sudut kota
terbesar di Nusantara, yang
perlahan menggantikan cahaya
alam dengan pijaran sinar demi
sinar elektronik. Menyala
bergantian bak petikkan gitar
melodi yang begitu lembut jika
didengar.
Dan kini, aku masih di sini.
Menggenggam sejuta harap yang
membentang luas ke Samudera.
Menahan kerinduan yang sudah
lama menggunung.
Kemudian hatiku lagi-lagi yang
berperan. Merasakan kehancuran
yang luar biasa. Keperihan yang
tertahan. Hingga bulir demi bulir
air bening ini meluap dari
pelupuknya. Terisak tak tertahan
lagi. Ingin rasanya aku menjerit,
meluapkan rasa sesakku,
membombardir kenangan demi
kenangan yang sempat kau
ciptakan satu tahun lalu. Sebelum
kau pergi dari duniaku.
"Andai waktu tidak secepat kau
pergi, mungkin aku tak perlu di
sini, menunggu ketidakpastian
yang ku tahu akhirnya akan sia-
sia jua. Dan tentu menyiksa
jiwaku sendiri."
Kubaringkan raga menyentuh
rumput dan beberapa daun
kering yang bertabur di bukit ini.
Tempat di mana aku dan kamu
bisa melihat seluruh kota hanya
dalam satu sorotan mata. Ah!
Aku tahu, itu sudah lama terjadi.
Sebelum kau tinggalkan segala
yang terindah. Meninggalkan
part demi part cerita yang belum
sempat kututup. Meski hanya
setetes tinta hitam.
Andai suatu saat, waktu
membawamu kembali. Mungkin
aku tak lagi di sini. Aku tak bisa
melanjutkan hatiku terus
tergerus. Aku ingin bebas tanpa
dirimu.
"Dan biarlah ceritamu
tetap menggantung. Jangan
sekalinya kau raih lagi, karena
aku bisa sangat jatuh dan sakit."
Lagi, dan biarlah rasaku membeku
dengan sendirinya. Meski begitu,
ada satu hal yang perlu kau tahu.
Aku tak pernah berhenti
merindukan senyumanmu, meski
aku berada di belahan dunia lain
sekali pun.
END~
Lampung, 15 Maret 2017
Komentar
Posting Komentar