Batas Senja Kau tahu hal yang lebih melelahkan dari berlari? Ialah menanti yang tak mungkin menghadiri. Dulu, sebuah kisah di masa lalu kala masih bersamamu. Sebelum akhirnya ragamu melebur oleh peristiwa pilu. Aku masih tak bisa menerima kenyataan pahit itu. Sebab fakta yang kuterima adalah kamu masih terus ada di setiap ku membuka mata. Saat itu juga pandangan netra memudar, lantas berbinar sedih beriringan air mata. Namun, lagi-lagi aku lupa akan suatu hal. Sebab... Sepanjang hembusan napasku pun, tiada mungkin jemari ini menyentuhnya. Secepat waktu berjalan pula mustahil aku memandang bayangan saja. Ya Tuhan.. Aku masih membutuhkan jawaban. Atas rasa kami yang hanya terbesit lewat hati. Tetapi, ketika indanya telah kutemukan bersamanya, tiba-tiba dengan mudah ia menghilang. Jauh. Hingga aku tak mungkin lagi di sini. Jikalau dunia merenggutmu dari cerita, lantas mengapa hanya ada batas senja, yang tersisa sebagai ujung kenangan yang per...