Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Kutipan Rindu | Prosa | Asa Indara

Batas Senja Kau tahu hal yang lebih melelahkan dari berlari?  Ialah menanti yang tak mungkin menghadiri. Dulu, sebuah kisah di masa lalu kala masih bersamamu. Sebelum akhirnya ragamu melebur oleh peristiwa pilu. Aku masih tak bisa menerima kenyataan pahit itu. Sebab fakta yang kuterima adalah kamu masih terus ada di setiap ku membuka mata.  Saat itu juga pandangan netra memudar, lantas berbinar sedih beriringan air mata. Namun, lagi-lagi aku lupa akan suatu hal. Sebab... Sepanjang hembusan napasku pun, tiada mungkin jemari ini menyentuhnya. Secepat waktu berjalan pula mustahil aku memandang bayangan saja. Ya Tuhan.. Aku masih membutuhkan jawaban. Atas rasa kami yang hanya terbesit lewat hati. Tetapi, ketika indanya telah kutemukan bersamanya, tiba-tiba dengan mudah ia menghilang. Jauh. Hingga aku tak mungkin lagi di sini. Jikalau dunia merenggutmu dari cerita, lantas mengapa hanya ada batas senja, yang tersisa sebagai ujung kenangan yang per...

Kumpulan Cerita | Asa Indara

Tanpa Kata" Kumpulan cerita | Asa Indara Satu, dua, tiga, detik menit kian berlalu.  Menjauhi masa lalu, meramu kisah baru.  Tanpa dirimu.  Bersama rindu aku di sini, dengan rasa yang sama diri menepi.  Hanyalah satu tanya terbesit dalam batin, akankah kau kembali? Jawablah , Sayang? Aku menunggumu tanpa masa. Aku mencintaimu tanpa kata. Lantas, mengapa? Alasan apakah kau segan meninggalkan rasa? Kala kaki itu mulai menjamah keraguan, kala lengan itu mulai beringsut ke tepian, tak ada secercah 'kah penjelasan?  Haruslah kau tahu, Adinda. Mengejar seseorang yang enggan menoleh itu adalah perih. Tetapi adalah hebat jika mampu memperjuangkan. Dan sekali lagi,  bilamungkin kau 'kan berpaling, melangkah ke belakang, di mana aku ada, segalanya masih sama. Dengan atau tanpa kata, Rindu ini, rasa ini, semuanya. Lantas apabila kenyataan pahit terasa menghampiri,  setidaknya aku siap, siap dengan hati yang lapang. Mengikhlaskan...

Puisi Arisza Nadia | Jangan Takut Berubah | Sahabat | Asa Indara Story

"Jangan takut berubah" Cipt. Arisza Nadia Teman.. Siapapun kau dimasa lalumu Apapun kau di masa larutmu Bagaimanapun kehidupanmu Dan Sepertii apapun yang pernah kaukerjakan semasa hidupmu Kemarilah.. Ku awali tulisan sederhanaku ini Dengan kembali pada segenap niat di hati Bukan maksud untuk menghakimi Bukan maksud untuk mempergurui Bolehkah aku memberitahu sesuatu? Sesuatu yang kuingini agar kita dapat dipertemukan di tempat yang indah? Aku ingin kau mengerti, Dunia memang begitu kejam dengan sandiwaranya Bahagia sementara selalu berhasil menggerutu tiap-tiap jiwa Hingga membuat lupa ada masanya kehidupan kekal Tapi tenanglah, Tidak ada kata terlambat untukmu berubah Tidak ada buruknya kau ingin berubah Lalu , apa yang kau ragukan? Jangan, Jangan ragukan hatimu Jangan takutkan prosesnya Jangan mundurkan langkahmu Memang, Kau akan kehilangan teman Kau akan kehilangan kehidupan nyamanmu Kau akan kehilangan kebahagiaan semumu Tap...

Puisi Pamit (Arisza Nadia) | Asa Indara Story

"Aku pamit" Cipta Karya - Arisza Nadia - Maaf Mungkin kata itu yang mampu kuucapkan Maaf sudah membuat pagi mu terasa kelam Membuat hatimu terasa kelu menerima sajak yang kurangkai usainya Tuan , Saat ini aku memilih untuk menjauhimu Meski karenanya aku harus menahan diri dengan rindu Aku memilih untuk melepaskanmu Meski karenanya aku harus melewati duri itu Tuan , Bukan maksudku untuk memberimu luka Bukan inginku melihatmu patah Namun, Ikatan tak pasti antara aku denganmu bukanlah suatu kebahagiaan yang benar Aku takut Dia cemburu  Sudahlah,  Ada yang memang harus dilepaskan demi hal lain Aku hanya ingin menjauh untuk menjaga memantaskan diri, Terlebih lagi berada disamping mu kelak Harapku, Tetaplah berjalan meski tanpa adanya aku sekalipun Membijaklah meskipun aku tau saat ini hatimu terpatahkan Sadarilah Ketika aku harus mematahkan hatimu Bahwa aku yang sebenarnya mematahkan hatiku terlebih dahulu Kita sama-sama terluka Namun itula...